Sabtu, 18 Juni 2011

Alat yang Praktis dan Sederhana ala’Temanku Simon


          Cerita ini terjadi sekitar bulan Juni tahun 2006 di Tapanuli, sebuah dataran tinggi perbukitan yang sejuk. Suhu rata-rata daerah ini sekitar 18oC dikarenakan ketinggian daratannya yang berada 900m di atas permukaan laut. Saat itu, aku dan teman-teman remaja sekampungku yang lain sangat antusias menyaksikan setiap pertandingan sepak bola antar negara-negara di dunia. Ya, saat itu adalah masa demam bola karena musim piala dunia (PD) yang diselenggarakan di Jerman dapat disaksikan melalui tampilan layar TV. Salah seorang  temanku yang bernama Simon Samosir adalah bola mania sejati (ya, paling tidak itu kata teman-teman yang lain J), sebab ia sampai hapal nama-nama setiap pemain sepakbola plus sejarah, skill, dan kelemahan bermain mereka.
Hahahaha..., 

Kalo menurutku, ia cocok jadi analis atau komentator bola. Hehe...
Pernah suatu kali ia menantangku untuk taruhan negara jagoan mana yang akan menang di suatu pertandingan. Dan nyatanya analisis dia terbukti, kemenangan berpihak pada negara pilihannya, ya, meskipun aku sudah diberi poin 2 gol. Hahahaha...,

Tapi, yang membuatku kagum padanya bukan hal itu, melainkan peristiwa sebelum laga pertama pertandingan piala dunia digelar. 

Begini kronologisnya:
Seperti diketahui sebelumnya, kondisi topologis dan geografis kampung kami berada jauh dari kota Medan (sekitar 6 jam perjalanan), tentulah sinyal relay TV tidak sampai ke tempat kami. Sebagai alternatif untuk menjangkau sinyal TV, penduduk daerah kami biasanya memasang receiver dengan tambahan parabola (alat rangkaian kawat berbentuk parabola berdiameter 2meter) yang biasanya di tempatkan di atap rumah untuk menjamin kualitas dan kejernihan sinyal. Alat tersebut biasanya dapat menguatkan sinyal relay yang lemah atau mengambil jaringan melalui satelit komunikasi. Rumah Simon adalah salah satu yang dilengkapi alat tersebut. 

Dengan alasan mahalnya iuran hak siar piala dunia, biasanya event tersebut tidak ditampilkan (disensor) oleh jaringan TV swasta nasional terkecuali dengan memasang receiver khusus dengan merek tertentu (yang telah beli hak siar). Pada saat itu, Simon merasa terpukul mengetahui keadaan tersebut. Dia mengajakku untuk mencari “jalan keluar” agar dapat menonton PD. Memang ada beberapa cara untuk dapat tetap menyaksikan tayangan itu, salah satunya dengan menggeser parabola dengan arah tertentu agar mendapat frekuensi jaringan TV luar negeri (mis: star sport, TV Francis-Le Monde Asia, CCTV 2), namun cara tersebut tidak praktis bila dilakukan secara manual sebab harus naik-turun atap guna mengaturnya. Sebenarnya dapat dilakukan secara mekanis dengan memanfaatkan rotor(penggerak otomatis) atau dengan menambah LNB (pengumpul sinyal berdasarkan arah) parabola menjadi 4 buah. Cara- cara itu terbilang cukup mahal, paling tidak seharga 50% receiver khusus.

Setelah lama berpikir dan berpikir, kemudian muncul ide di benak Simon, dia mengambil beberapa gulungan kawat, kemudian mengukur jarak vertikal antara keempat sisi tegak lurus parabola, memotong kawat sesuai ukuran yang sesuai, mengikatkan ujung kawat pada setiap sisi luar parabola lalu memasukkannya melalui lubang kecil pipa paralon sebagai titik temu kawat-kawat. Selanjutnya dia membuat lubang kecil di atap dan memasukkan pipa paralon itu melaluinya. Masing- masing tali kawat itu diperpanjang hingga masuk ke dalam ruangan dan diikatkan pada tiang-tiang kayu rumahnya.
Ya, benar saja, dengan kawat-kawat itu, dia dapat menggerakkan parabola secara mekanis sesuai arah yang tepat guna mendapat frekuensi sinyal TV yang menayangkan siaran pertandingan piala dunia. 

Sejak saat itu, saya dan teman-teman remaja yang lain meniru cara Simon dengan alat praktis dan sederhana tersebut. Berita itu tersebar pada penduduk yang lain dan semakin banyak yang menggunakannya hingga sekarang. J
Nama: Suhermanto Simanjuntak/3T Akuntansi

2 komentar:

  1. wah semangat boy, ntar kl udah jadu orang sukses jangan lupa kampung halaman ya...

    BalasHapus
  2. Ternyata, Simon sumber inspirasi mu..
    hahah...

    BalasHapus